Tahun 2025 seharusnya menjadi tahun yang gemilang untuk dunia gaming mobile, tapi tidak semua game berhasil memenuhi ekspektasi. 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini telah menciptakan kekecewaan besar bagi para gamer di Indonesia. Meski didukung oleh publisher besar dan marketing yang gencar, game-game ini gagal memenuhi janji mereka, baik dari segi gameplay, monetisasi, atau bahkan stabilitas teknis. Mari kita bahas 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini yang mungkin sebaiknya kamu hindari untuk menghemat waktu dan ruang penyimpanan di smartphone-mu.
- Cyberpunk: Night City Mobile
- FIFA Mobile 2025
- Apex Legends: New Dawn
- Genshin Impact: Celestial Realm
- PUBG: New Era
Cyberpunk: Night City Mobile: Game Android yang Gagal Total Tahun Ini
CD Projekt Red akhirnya membawa franchise Cyberpunk ke platform mobile, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Game open-world ini dijanjikan akan memberikan pengalaman Night City yang imersif di genggaman tangan, tapi yang didapat pemain hanyalah versi yang sangat diperkecil dengan bugs yang tidak terhitung jumlahnya. Frame rate yang tidak stabil bahkan di perangkat flagship, crash yang sering terjadi, dan sistem mikrotransaksi yang sangat agresif membuat game ini mendapat rating 2.1/5 di Play Store. Bahkan YouTuber gaming terkenal Indonesia seperti Windah Basudara menyebutnya sebagai “kekecewaan terbesar 2025” dalam review-nya.
“Game yang harusnya jadi standar baru malah jadi contoh buruk pengembangan game mobile,” ujar kritikus game dari Polygon.
BACA JUGA : 5 Game FPS Terburuk 2025, Jangan Coba!
FIFA Mobile 2025: Dari Sang Juara ke Salah Satu dari 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini
EA Sports biasanya selalu bisa diandalkan untuk game sepak bola mobile, tapi FIFA Mobile 2025 adalah pengecualian yang memalukan. Setelah memutuskan untuk sepenuhnya mengadopsi model “play-to-earn” berbasis blockchain, game ini praktis menjadi tidak bisa dimainkan tanpa investasi crypto yang signifikan. Sistem “Dynamic NFT Players” yang digembar-gemborkan ternyata hanya skema untuk memeras uang pemain, dengan kartu pemain yang terus-menerus kehilangan nilai dalam ekosistem yang tidak stabil. Server yang sering down dan matchmaking yang buruk semakin memperparah situasi.
Turnamen FIFA Mobile Championship yang dijadwalkan di Jakarta bahkan dibatalkan karena kurangnya minat dan masalah teknis yang tidak kunjung teratasi, seperti dilaporkan oleh ESPN Esports.
Apex Legends: New Dawn
Respawn Entertainment mencoba menghidupkan kembali Apex Legends Mobile dengan versi baru bertajuk “New Dawn”, tetapi game ini gagal total dalam mempertahankan esensi yang membuat seri Apex begitu dicintai. Time-to-kill yang sangat singkat, map yang terlalu besar dengan loot yang langka, dan sistem pergerakan yang disederhanakan membuat gameplay terasa lambat dan membosankan. Banyak pro player PUBG Mobile dan Free Fire yang awalnya berencana beralih ke game ini malah kembali ke game asal mereka setelah mencoba beberapa minggu.
“Apex Legends: New Dawn adalah contoh bagaimana sebuah franchise besar bisa gagal total ketika tidak memahami pasar mobile,” menurut analisis dari The Verge.
Genshin Impact: Celestial Realm
HoYoverse mengambil risiko besar dengan spin-off Genshin Impact yang berfokus pada mode PvP dan esports, tapi sayangnya Celestial Realm masuk dalam daftar 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini. Game yang seharusnya menjadi pesaing Mobile Legends ini ternyata memiliki sistem balancing yang sangat buruk, dengan karakter-karakter pay-to-win yang praktis tidak bisa dikalahkan tanpa menghabiskan jutaan rupiah. Server khusus Indonesia yang dijanjikan juga tidak pernah terealisasi, menyebabkan pemain lokal harus bermain dengan ping tinggi di server Asia Tenggara.
MPL Indonesia bahkan menolak untuk memasukkan game ini dalam lineup turnamen 2025 mereka karena masalah balancing dan netcode yang buruk, seperti dikonfirmasi dalam wawancara dengan IGN Southeast Asia.
PUBG: New Era – Penutup dari 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini
PUBG Mobile telah menjadi titan dalam genre battle royale mobile, tapi PUBG: New Era yang dirilis sebagai “penerus spiritual” justru menjadi langkah mundur besar. Dengan fokus pada grafis ultra-realistis, game ini praktis tidak bisa dimainkan di 80% perangkat Android di pasaran. Bahkan smartphone gaming terbaru seperti ROG Phone 8 dan Black Shark 6 mengalami thermal throttling parah setelah 15 menit bermain. Sistem progresnya yang terlalu lambat dan battle pass yang mahal membuat banyak pemain veteran memilih untuk tetap di PUBG Mobile original atau beralih ke kompetitor.
“PUBG: New Era mungkin adalah contoh sempurna dari ambisi berlebihan tanpa mempertimbangkan realitas pasar mobile,” tulis Android Authority dalam ulasan mereka.
BACA JUGA Game dengan Sistem Quest Paling Kompleks dan Menarik
Kesimpulan: Belajar dari 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini
5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini memberikan pelajaran berharga bagi developer dan publisher. Grafis yang indah dan nama besar tidak menjamin kesuksesan jika gameplay dan optimisasi diabaikan. Model monetisasi yang terlalu agresif dan ketergantungan pada tren seperti blockchain tanpa implementasi yang matang juga terbukti menjadi resep kegagalan.
Sebagai gamer, kita perlu lebih kritis sebelum menghabiskan waktu dan uang untuk game baru, terutama yang menjanjikan fitur revolusioner. Daripada terjebak dengan 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini, mungkin lebih baik kita mendukung developer indie lokal Indonesia yang sering kali membuat game dengan passion sejati dan perhatian pada detail.
Apa pendapatmu tentang daftar ini? Apakah ada game lain yang menurutmu seharusnya masuk dalam 5 Game Android yang Gagal Total Tahun Ini? Share pendapatmu di kolom komentar!